Mata sebelah kanan korban tampak masih di perban akibat terkena anak panah.
Serang, sinarbanten.id-
Viral, santri di yayasan pondok pesantren nurul ilmi darunnajah, sekaligus siswa SMP Nurul ilmi Darunnajah 14, beralamat jalan raya palka Km. 05 Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang - Banten, siswa/santri an. Muhamad Nurfatih Asshiddiqi (MNA) jadi korban panah seniornya.
Pada minggu sore (22/1) telah terjadi insiden santri panah santri, dimana seniornya Bintang Mulya Sarif (BMS) Siswa/santri SMA Nurul ilmi darunnajah 14, bermain panahan di dalam lingkungan sekolah, yang lepas dari pantauan pelatih, berjarak kurang lebih 25 meter BMS Panah MNA mengenai mata kanan hingga terkapar.
Dengan sembarang di duga BMS jadikan MNA sebagai target panahan, kendatinya BMS tersinggung terhadap ulah korban yang dilihat dari kejauhan seperti meledek spontan busur panah di arahkan ke MNA dan anak panah dilepaskan.
kejadian tersebut dibenarkan oleh ustad Aldi, selaku pelatih panahan, dalam kunjungan nya ke keluarga korban, menyampaikan sebab akibat kejadian dan kesalahan dirinya yang telah lalai dengan tugasnya sekaligus permohonan maaf,
"Dari keterangan yang di dapat, saat kejadian korban seolah meledek dengan bahasa tubuh kepada pelaku..
Dan, pelatih meninggalkan TKP berserta busur lengkap dengan anak panah, dikarenakan kedatangan saudaranya ke pesantren nurul ilmi darunnajah
"Saat itu, saya kedatangan saudara ke pesantren,
Atas kelalaiannya dan khilaf nya, lepasnya pengawasan dari pantauan yang menjadi bagian dari tugas, menyampaikan penyesalannya
"Insiden ini terjadi karena kelalaian saya, dan saya pribadi meminta maaf."ungkapnya tulus.
Pihak keluarga MNA menyayangkan atas kelalaian dan tidak perdulinya dari pihak ponpes Nurul Ilmi Darunnajah.
"Saya sangat menyayangkan atas kelalaian guru atau pelatihnya sehingga mata sebelah kanan anak saya (MNA) terkena anak panah yang sengaja diarahkan oleh seniornya." Ujar Suhendi selaku paman korban.
Lanjut," Dan saya juga bingung dari pihak yayasan atau pondok pesantren Nurul Ilmi Darunnajah juga sampai detik ini belum ada batang hidungnya yang perduli keadaan anak didiknya (MNA) atau anak saya. Padahal jelas kejadian nya pun di lingkungan ponpes. Kemana hati nuraninya...?". Geram Suhendi.
Sampai berita ini disiarkan pihak ponpes (ketua yayasan/kepsek) belum dapat dimintai keterangannya.
(Redaksi SB).