Proyek SPAL DT sistem pembuangan air Limbah Rp. 500 Juta Hasil Pekerjaannya di Tolak Warga Kp.Cibugel Kec.Cidoka
Tangerang,| sinarbanten.id
Proyek Pembangunan SPAL DT, Sistem Air Limbah di Kampung Cibugel RT 04 RW 05 Desa Cibugel Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, dikeluhkan oleh warga diduga pengerjaanya dilakukan asal jadi dan tidak sesuai speek terlihat jelas material yang digunakan pun asal 15/06/2022
Aliyah, Nurhayati,Jaminah dan yang lainya saat di wawancarai oleh awak Media terkait adanya proyek pembuatan Sistem Air Limbah ini, Aliyah, Nurhayati, Jaminah dan yang lainnya mengatakan warga di sini mengeluh khususnya yang terkena dampaknya terkait ada proyek Pengerjaan Sistem Air Limbah ini mengatakan banyak warga disini bingung mengapa air limbah dari rumah-rumah warga bukan nya mengalir ke pembuangan akhir ini malah berbalik mengembang ke rumah-rumah dan halaman rumah warga lama kelamaan kan jadi bau, ditambah pas hujan turun jadi banjir air tidak mengalir pak ucap mereka.
Ditempat terpisah Sudarwan selaku Kepala Desa Cibugel saat diwawancarai oleh awak Media suarabantenpost.com dikantornya dirinya mengatakan saya tidak tahu urusan itu, ia pun mengatakan belum lama ini ada perwakilan dari Ibu Siti Dateng ke kantor Desa untuk menyerahkan surat yang isinya tanda terima penyerahan hasil pengerjaan, berhubung banyak warga masyarakat yang mengeluh dan komplain kapada Desa terkait air pembuangan limbah pada mampet ga mengalir, jadi kami pihak Desa belum mau menanda tangani ucap Sudarwan.
Endang selaku dari Lemba KPK Tipikor angkat bicara terkait adanya proyek pembuatan SPAL DT Proyek Pembangunan SPAL DT, Sistem Air Limbah di Kampung Cibugel RT 04 RW 05 Desa Cibugel Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, yang dikeluhkan oleh warga, Endang pun menduga pengerjaanya dilakukan oleh pihak kontraktor asal jadi dan tidak sesuai speek terlihat jelas material yang digunakan tidak standar kualitas.terkesan hanya mau mengambil keuntungan saja.
Masih bersama Endang dirinya pun mengecam keras kepada pihak kontraktor/Pelaksana yang diduga mengabaikan kepentingan orang banyak tidak memikirkan kualitas, ia pun berpesan agar para pihak khususnya Dinas terkait yang membidangi ini turun langsung ke lokasi jangan hanya duduk manis di kantor, ini keluhan warga harusnya langsung di respon ada apa ini sebenarnya. Angaran pun tidak main main cukup fantastik hampir mencapai Rp. 500.000.000 ( lima ratus juta rupiah ) ada apa ini ucap Endang." (Dikutip dari media xbintangindo.com).
Redaksi xbi*/ Haerul*/.