Notification

×

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Gelombang Tinggi, Nelayan Lebak Kembali Tidak Melaut

Rabu, 15 Februari 2023 | 19.48 WIB Last Updated 2023-02-15T12:48:16Z


Sinarbanten.id

Lebak - Sejumlah nelayan tradisional pesisir selatan Lebak kembali tidak melaut akibat gelombang tinggi disertai angin kencang, sehingga berpotensi  bisa menimbulkan kecelakaan laut. 

Menurut beberapa nelayan, aktifitas melaut sudah dua hari belakangan ini tidak dilakukan. Karena mereka lebih mementingkan keselamatan diri.

"Sebelumnya, cuaca selatan Banten normal dan nelayan melaut, namun kini menganggur menyusul cuaca buruk," kata Ujang, seorang nelayan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak kepada awak media melalui sambungan telepon, Rabu (15/02/2023).

Mereka nelayan tradisional pesisir selatan Kabupaten Lebak sejak dua hari terakhir ini tidak melaut, karena ketinggian gelombang mencapai enam meter.

Selain itu juga disertai angin kencang dan  curah hujan cukup tinggi, sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa nelayan. 

Para nelayan tradisional menggunakan perahu kincang dan lebar 1,5 meter serta panjang 2,5 meter per segi dengan mesin motor tempel, sehingga tidak kuat jika gelombang di atas 2,5 meter. 

"Kami tentu tidak berani melalui menghadapi cuaca buruk itu, karena khawatir menjadi korban kecelakaan laut," kata Ujang. 

Begitu juga nelayan di TPI Tanjung Panto Lebak, Sanukri mengatakan, selama beberapa hari terakhir nelayan di sini tidak melaut karena gelombang tinggi yang melanda perairan selatan Banten atau Samudera Hindia.

Diperkirakan tinggi gelombang mencapai enam meter disertai angin kencang dan curah hujan cukup tinggi. 

Karena itu, nelayan di sini sekitar 130 orang memilih di rumah karena mereka tidak berani melaut guna menghindari kecelakaan laut.

"Kami sebetulnya sudah tiga pekan melaut karena cuaca normal, namun kini kembali memburuk," katanya menjelaskan. 

Ia mengatakan, cuaca buruk yang melanda perairan selatan Banten yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia cukup membahayakan bagi keselamatan nelayan.

Tiupan angin dari arah barat disertai gelombang tinggi berkisar antara 4,5 meter sampai 6.0 meter, sehingga nelayan memilih menganggur.

Mereka nelayan jika dipaksakan melaut sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan laut juga tangkapan ikan tidak ada.

"Kani lebih baik tidak melaut dan dipastikan pendapatan tidak seimbang dengan biaya produksi," kata Sanukri. 

Sementara itu, Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Nelayan Kecil Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah menyatakan  sekitar 1.600 nelayan tradisional tersebar di 11 TPI tidak melaut akibat gelombang tinggi disertai angin kencang yang melanda perairan selatan Banten atau Samudera Hindia. 

"Kami mengimbau nelayan tetap mematuhi petugas sehubungan cuaca buruk guna menghindari kecelakaan laut," ucapnya. (Ajat)